Wednesday, August 02, 2006

sajaksingkatrinduku

memoar kesabaran
memoar kesabaran
di pucukpucuk perjuangan
tidak luluhlantakberserak
walau leherku tercekak
dan isi perutkuterkoyak.


sudutdunia

damai di sudutdunia
tak jua bertemu tempatnya
stasiunstasiun kenangan
dipancangkan
di vena dan arteri
suatu waktu terlepas
rubuh menimpaidentitas
dan kita amnesiasepenuhhati.


tanyasepi

neuron hamba
hilang tak bermakna
sekedup cinta
pada MU menghamba
dan kau kuliti
tubuh renta
dengan tanya
dan diam seribu kata
pada manusia.


kastel burunggreja

kastel burunggreja
sayapnya patah sebelah
meringkuk basah
diceruk rumah
tertambat cinta.

kadafer
kadafer di sebuah toples
aku yakini kaulah cinta
karena aku yang mengambilmu
dari jenazah beku tuanmu.

mengukur rindu
bulan setengah telanjang
setakik rindu merengek panjang

beri air mata, di labirinnya
lalu sedikit balur lukanya
dan ukur kembali rindunya
dengan meteran berupa vena.

percakapan darwis
bicara pandir pada purnama
kalau beristri cantikjelita
darwis tertawamanja
sambil berkata;
hisaplah pipa ananda
rasakan serbuk melayangnya
dan kita mabuk bersama
atas nama cinta yang durhaka.


*untuk rindu...mari berdansa lagi*

1 Comments:

Blogger Lia said...

hhhh...... kamu ya :)
tulisan2mu selalu (dan terus) merajam dalam kulit otakku...

11:38 PM  

Post a Comment

<< Home