untitled
selembar kubuang
selembar kupegang
buku-buku jari
buku-buku bunyi
buku-buku nyeri
buku coretan
sebuah lembaran
pada hati pelangi
berhenti selepas didakwa
dan silet jadi hakimnya
diam
diam
diam
diam
sampai membusuk betisku
menggamit tulang keringku.
kabarmu gimana ? masi sibuk ? pulang malam terus ? jawab lewat doa ya. aku diam kan, eh nanti jika waktu habis, kirim surat ya. telegram via kawat, lewat tuts hanpon sejuta umat, cuma 4 ratus perak kan ? maap ya aku banyak tanya, kamu kok banyak diemnya ? bumi itu apa to ? laut itu datar ya ? cinta itu bergelombang kan ? banyak tanya ya ? sudah ya ? mati dulu sementara.
selembar kupegang
buku-buku jari
buku-buku bunyi
buku-buku nyeri
buku coretan
sebuah lembaran
pada hati pelangi
berhenti selepas didakwa
dan silet jadi hakimnya
diam
diam
diam
diam
sampai membusuk betisku
menggamit tulang keringku.
kabarmu gimana ? masi sibuk ? pulang malam terus ? jawab lewat doa ya. aku diam kan, eh nanti jika waktu habis, kirim surat ya. telegram via kawat, lewat tuts hanpon sejuta umat, cuma 4 ratus perak kan ? maap ya aku banyak tanya, kamu kok banyak diemnya ? bumi itu apa to ? laut itu datar ya ? cinta itu bergelombang kan ? banyak tanya ya ? sudah ya ? mati dulu sementara.
2 Comments:
heyyy ada apa dengan diammu?? jangan pergi, bila hendak menyepi, tambatkan jangkar di dermaga agar angin tak semena mena menghempaskannya
dan tak semua tanya perlu jawab
selain sebuah dekap hangat pengurai resah yang berlipat
[biasanya yang banyak tanya itu saya, bukan? siapa yang banyak tanya kali ini, tuan?]
Post a Comment
<< Home