Monday, September 25, 2006

untitled

selembar kubuang
selembar kupegang
buku-buku jari
buku-buku bunyi
buku-buku nyeri
buku coretan
sebuah lembaran
pada hati pelangi
berhenti selepas didakwa
dan silet jadi hakimnya
diam
diam
diam
diam
sampai membusuk betisku
menggamit tulang keringku.

kabarmu gimana ? masi sibuk ? pulang malam terus ? jawab lewat doa ya. aku diam kan, eh nanti jika waktu habis, kirim surat ya. telegram via kawat, lewat tuts hanpon sejuta umat, cuma 4 ratus perak kan ? maap ya aku banyak tanya, kamu kok banyak diemnya ? bumi itu apa to ? laut itu datar ya ? cinta itu bergelombang kan ? banyak tanya ya ? sudah ya ? mati dulu sementara.

2 Comments:

Blogger unai said...

heyyy ada apa dengan diammu?? jangan pergi, bila hendak menyepi, tambatkan jangkar di dermaga agar angin tak semena mena menghempaskannya

9:56 PM  
Anonymous Anonymous said...

dan tak semua tanya perlu jawab
selain sebuah dekap hangat pengurai resah yang berlipat

[biasanya yang banyak tanya itu saya, bukan? siapa yang banyak tanya kali ini, tuan?]

6:59 AM  

Post a Comment

<< Home